Ini Yamaha Vixion penggemar Valentino Rossi, karena bodinya abu-abu. Sama dengan kuda besi The Doctor saat testpramusim MotoGP 2013 kemarin. Katanya YZR-M1 Rossi saat itu lebih eksklusif, jarang ada yang tahu, ketimbang yang dipakai balap sekarang. M1 Rossi yang versi test cuma 3 bulan dan tiga kali muncul di sirkuit, belum disiarin Trans 7. Tapi itu dikombinasi dengan pijakan kaki Jupiter MX
Sebelumnya Vixion ini tahun berapa sih? “Waduh, STNK-nya dibawa pemiliknya. Kalau modifnya ya tahun 2013. Bahan dasar bodi dari pelat galvais 0,7 mm, konsepnya sudah matang, M1 test. Tapi tidak mentah-mentah semua bentuk bodi mengikuti M1 Rossi. Ada beberapa bagian hasil desain sendirisesuai New Vixion dan footstep,” kata Wardoyo, pemodif dari Gandul 2Wheels Custom (G2C). Lha, katanya nggak tahu tahunnya, kok disebut New Vixion?
Ya udahlah, Vixion lama dan baru juga nggak beda-beda amat, amatnya aja nggak beda kok. Karena datang dan lihat langsung proses modif di G2C, bisa ketahuan referensi bodi digabung dengan footstep belakang milik Jupiter MX. Perhatikan foto, tekukan garisnya sama. Dari situ inspirasi lain beriringan datang, yang ujungnya fitur yang cantik karena 'bahan' motornya sudah cantik dari pabriknya. Sampai model kenalpot pun hand made, gagasannya dari barang yang sama. Ini disebut konsisten, lebih keren lagi, pertukangan bodinya fokus.
Bodi pelat jauh lebih awet, boleh tes dengan dibanting, ditendang, dan digedor. Hasilnya yang tetap bodi, kebal. Paling hanya cat yang lecet, sampeyan juga lecet sedikit karena bakal berurusan dengan pemilik motor. Sedang fiberglass tidak begitu, ongkosnya lebih murah dua kali lipat. Untuk bodi Vixion ini habis sekitar Rp 20 juta, sedang fiber bisa dua kali lebih murah. Ya, tinggal pilih sebenarnya alias terserah sampeyan yang punya motor, bukan penulis dan pemodifikasi yang menentukan.
Dari pabriknya, pelat itu lembaran tidak ubahnya papan tripleks. Sebelum digerinda, buat dulu pola dari karton yang sudah diancang-acang M1 Test dan pijakan kaki MX. Itu panduan anak buah Wardoyo memainkan mesin gerinda dan gergaji besi. Sudah sering disebut, namanya mal beda dengan gedung belanja dan leha-leha pakai ‘l’ dua alias mall. Tekniknya dari gulungan karton yang digunting-gunting, panggil juga yang namannya penggaris dan pensil untuk mencatat panjang dan lebar bodi. Ini agar ukuran bodi kanan kiri sama.
Maklum, Wardoyo ini pernah lama bertapa di Kebagusan, Jakarta Selatan yang diajari jampi-jampi soal pelat. Gurunya pasti terkenal macam Eyang Subur tuh. Yang jelas ilmu tentang pelat sudah dikuasai luar dalam oleh Wardoyo. Buktinya guru menginzinkan doski mengembara turun gunung. Sedang ilmu fibernya, sedikit lagi khatam. “Saya sendiri yang turun tangan membuat pola (mal). Termasuk letak dudukan baut dari pelat sripe yang ditempel pada rangka. Dari pelat stripe ini penentu kokohnya bodi,” tambah Wardoyo sembari bilang, modif ini menghabiskan 2 lembar pelat termasuk untuk ‘membungkus’ lengan ayun.
Tampak depan M1, eh Vixion pakai lampu copotan dari Honda Vario Techno yang masih nyambung dengan footstep. Tidak kalah dengan motor gede (moge) yang beli jadi. Ya bedanya ini 150 cc bro. Adib
Data Modifikasi | |
Ban depan | : IRC 120/70-17 |
Ban belakang | : Battlax 180/55-17 |
Pelek | : V.Rossi |
Sok depan | : Upside down Thailand |
Tangki | : Hand made G2C |
Swing arm | : Hand made G2C |
Fairing | : Pelat galvanis 0,7 mm |
Lampu depan | : Honda vario Techno |
Lampu belakang | : Custom mobil |
Knalpot | : Hand made G2C |
Jok | : Custom |
Footstep depan | : Variasi |
Footstep belakang | : Jupiter MX |
G2C | : Jl. Raya Gandul, Krukut, Ambara, Cinere, Depok |
021-46427753 / 08161654161 / pin bb 304e7545 |
sumber: maniakmotor.com
0 komentar:
Posting Komentar